1. Asuhan Pada Trimester I
A.
Menetapkan Kebutuhan Tes
Laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya
untuk mengetahui protein dan glukosanya. Pemeriksaan darah untuk mengetahui
golongan darah, kadar hemoglobin, dan deteksi dini HIV/AIDS.
Tes
Lab
|
Nilai
Normal
|
Nilai
Tidak Normal
|
Diagnosa
atau Masalah Terkait
|
Hemoglobin
|
10,5 – 14
|
< 10,5
|
Anemia
|
Protein urin
-
Dipstick
-
Merebus
|
·
Negative
·
Bening
|
·
≥ 2
·
Keruh
|
Preeklampsia dan eklampsia
|
Glukosa dalam urin
|
Sama dengan warna pembanding
|
Lebih keruh dari pembanding
|
Diabetes mellitus
|
Golongan darah
|
A, B, AB, O
|
-
|
Ketidakcocokan ABO, perlunya donor.
|
HIV
|
Negative
|
Positif
|
HIV/AIDS
|
NICE Antenatal Guideline menyatakan bahwa pada
trimester I seorang wanita hamil sebaiknya ditawarkan untuk melakukan beberapa
screening yaitu :
a.
Screening adanya anomali fetal : amniosintesis,
cordosintesis
b.
Screening adanya infeksi : bakterial vaginosis,
chlamidia, hepatitis, TORCH
Namun, pelaksanaan screening ini dilakukan hanya jika ada
faktor risiko atau muncul keluhan yang mengarah pada keadaan – keadaan
tersebut.
B.
Menetapkan Kebutuhan Belajar
Hal-hal yang
perlu diketahui dan diperhatikan oleh ibu hamil selama Trimester satu kehamilan
adalah :
a.
Makanan
Makanan ibu hamil harus diperhatikan karena berguna untuk
:
- Mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan
- Pertumbuhan janin
- Cadangan makanan pada masa laktasi
Nutrisi yang
diperlukan adalah protein, karbohidrat, lemak, zat besi (Fe), vitamin, dan
mineral. Hindari mengkonsumsi rokok, alkohol dan obat-obat terlarang, karena
akan merusak kesehatan janin dan kecacatan. Hindari juga makanan mentah,
seperti daging mentah dan sayuran mentah, karena bisa menganduk parasit
berbahaya, yaitu E.coli atau pun toxoplasmosis.
b.
Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak terlalu perlu terutama
pada trimester I. Ada obat yang teratogenik yang dapat memberikan kelainan
organik pada janin, misalnya talidomide. Wanita hamil sebaiknya dianjurkan berkonsultasi
dengan bidan atau dokter sebelum mengkonsumsi obat yang dijual bebas dalam
kondisi apapun.asam folat sebaiknya diberikan pada ibu hamil pada trimester
satu, karena dapat membantu mencegah terjadinya cacat pada saat pembentukan
organ janin.
c.
Gerak badan atau olahraga
Olah raga ringan dan latihan pernafasan serta relaksasi
akan membantu mempertahankan kebugaran tubuh. Namun disarankan untuk tidak
melakukan olahraga yang berat dan gerak tubuh yang terlalu kuat, karena keadaan
janin masih lemah dan mudah terjadi keguguran.
d.
Pakaian
Baju yang dikenakan hendaknya yang longgar dan mudah
dipakai, sepatu atau alas kaki dengan tumit yang tinggi hendaknya jangan
dipakai, karena titik berat wanita hamil berubah sehingga mudah jatuh atau
tergelincir. Payudara yang membesar juga membutuhkan BH yang lebih besar dan
cukup menopang payudara.
e.
Istirahat
Wanita hamil dianjurkan untuk istirahat secara teratur,
sebab terjadinya peningkatan metabolisme
pada ibu hamil menuntut ibu hamil untuk lebih sering istirahat. Tidur malam sebaiknya 6-8 jam, tidur siang
sebaiknya 1-2 jam.
f.
Kebersihan tubuh
Kebersihan tubuh dapat mengurangi kemungkinan infeksi
dari kuman-kuman. Perawatan gigi juga sangat penting, karena gigi yang baik
akan menjamin pencernaan yang sempurna, selain itu dapat juga mencegah
terjadinya infeksi melalui lubang gigi. Bila terjadi kerusakan gigi dan tidak
diperhatikan maka akan mengakibatkan komplikasi yang menyebar kemana-mana.
Bersihkan gigi setiap habis makan.
Perawatan perineum dan vagina juga harus sangat
diperhatikan dengan cara membersihkan perineum dari arah depan ke belakang,
menggunakan pakaian dalam dari bahan katun, mengganti pakaian dalam segera
setelah terasa lembab, tidak melakukan douching.
g.
Kesehatan jiwa (psikologis)
Selain fisik, kesehatan jiwa harus diperhatikan.
Ketakutan menghadapi kehamilan maupun persalinan adalah hal yang fisiologis.
Tugas bidan bukan untuk menghilangkan takut tetapi membantu ibu mengatsinya dan
memberikan dukungan emosional.
h.
Perawatan payudara
Pemeriksaan payudara dilakukan untuk memeriksa
ketidaknormalan puting susu. Jika puting terlalu kecil dan terbenam akan
menyulitkan bayi untuk menghisap pada masa laktasi. Persiapan menyusui pada
masa kehamilan penting dilakukan sejak dini agar lebih siap menyusui bayinya.
i.
Wanita Bekerja
Keputusan apakah wanita akan tetap bekerja atau
tidak sebaiknya diserahkan kepada wanita yang bersangkutan, dengan batasan
sebagai berikut :
·
Periode istirahat minimal 2 jam (dalam 8 jam waktu
kerja minimal 2 jam untuk istirahat, di periode waktu wakan siang dan rehat
diantara pagi dan siang hari)
·
Hindari keletihan
·
Hindari stress fisik yang berat
·
Keputusan untuk bekerja sebaiknya dikaji ulang jika ternyata timbul
komplikasi
·
Pekerjaan yang dilakukan oleh wanita hamil harus
dipastikan tidak akan meningkatkan risiko wanita terpapar zat – zat atau bahan
– bahan yang dapat membahayakan ibu dan janin
j.
Kebutuhan Seksual
·
Penurunan libido pada ibu hamil dapat membuat ibu
hamil malas melakukan hubungan sex. Komunikasikan pada suami tentang masalah
ini.
·
Metode alternatif untuk memuaskan kebutuhan seksual
wanita maupun pasangannya
·
Menghilangkan kekhawatiran dan ketakutan yang tidak
perlu bahwa hubungan seksual akan membahayakan bayi
·
Hindari senggama jika muncul komplikasi dalam
kehamilan (perdarahan, dan nyeri perut)
k.
Travelling
Wanita hamil harus diberi informasi bahwa bepergian
dengan pesawat akan meningkatkan risiko trombosis vena, tetapi belum ada
penelitian lanjutan mengenai risiko – risiko lain yang mungkin muncul. Untuk
mengurangi risiko ini maka anjurkan ibu untuk menggunakan stoking.
Jika ibu hamil akan bepergian menggunakan mobil,
pastikan mereka menggunakan seat belt.
C.
Menetapkan Kebutuhan
Pengobatan Komplikasi Ringan
Pengobatan yang diberikan oleh bidan pada dasarnya bersifat
pertolongan sementara sebelum dirujuk ke dokter, atau tindak lanjut pengobatan
sesuai advis dokter. Pemberian obat yang bersifat sementara
pada penyakit ringan diperbolehkan, sepanjang sesuai dengan obat-obatan yang
sudah ditetapkan dan segera merujuk pada dokter. Bidan diperkenankan
menyerahkan obat kepada pasien sepanjang untuk keperluan darurat dan sesuai
dengan protap.
Berdasarkan Permenkes HK 02.02/149/ 2010 dalam beberapa kasus, bidan dalam menghadapi ketidaknyamanan dalam kehamilan
yang masih dalam batasan fisiologis diperbolehkan memberikan pengobatan dengan
obat-obat bebas. Pemberian asam folat sangat diperlukan pada kehamilan
trimester 1 ini. Pemberian tablet Fe diperlukan, namun bila ibu merasa mual,
sebaiknya diundur hingga mualnya hilang.
D.
Menetapkan Kebutuhan
Anticipatory Guidance dan Kebutuhan Konseling
Konseling asuhan kehamilan merupakan suatu proses
pemberian bantuan oleh bidan kepada ibu hamil, yang dilaksanakan lewat tatap
muka dalam bentuk wawancara, dengan tujuan untuk memecahkan permasalahan yang
berkaitan dengan kehamilannya, pemahaman diri tentang permasalahan yang sedang
dihadapi, dan penyusunan rencana pemecahan masalah yang sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya.
Panduan antisipasi (anticipatory guidance) selama
periode antepartum sangat berhubungan dengan ketidaknyamanan yang umum dirasakan
selama kehamilan dan cara penangannannya, persiapan menjadi orang tua, tanda
bahaya, perubahan – perubahan secara fisik dan psikologis, serta pertumbuhan
dan perkembangan janin.
Beberapa informasi wajib diketahui, namun tidak
semua informasi harus diberikan sekaligus, sesuaikan dengan kebutuhan ibu dan
tanyakan kepada ibu hal – hal yang ingin ia ketahui. Joyce Roberts menyarankan
untuk menggunakan urutan prioritas sebagai berikut :
a.
Infromasi merupakan tanggapan dari pertanyaan
tertentu yang diberikan oleh ibu
b.
Infromasi penting yang wajib diketahui karena
berhubungan dengan keamanan diri dan bayinya
c.
Panduan antisipasi yang akan memfasilitasi upaya
wanita untuk mrnghadapi kehamilannya
d.
Informasi tambahan yang berhubungan dengan
perkembangan kehamilan, kebijakan institusi yang dapat membantu tetapi tidak
berkaitan dengan wanita itu sendiri
Anticipatory guidence dan konseling pada Trimester I:
a.
Mendiskusikan perubahan fisik dan emosional yang
normal selama kehamilan
PERUBAHAN
FISIK
|
PSIKOLOGIS
|
Timbul rasa mual dan
muntah
|
Kekecewaan
|
Lelah, lemah
|
Penolakan
|
Membesarnya payudara
|
Kecemasan
|
Nafsu makan menurun
|
Kesedihan
|
Merasa tidak sehat
|
Mudah marah
|
Libido turun
|
Sensitif
|
Sering buang air kecil
|
Labil
|
Konstipasi
|
|
Sakit kepala dan pusing
|
|
Kram perut
|
|
Sering meludah
|
|
Peningakatan sedikit
berat badan
|
|
b.
Mendiskusikan tumbuh kembang fetus
c.
Memberikan nasihat mengenai ketidaknyamanan yang
umum terjadi selama kehamilan,
·
Bila ibu merasakan mual dan muntah, sehingga
menurunkan nafsu makan, anjurkan ibu untuk
makan sedikit tapi sering, hindari makanan berlemak, perbanyak makan
cracers,dll.
·
Bila ibu merasa rasa lemah dan lelah juga rasa
pusing, anjurkan ibu untuk banyak beristirahat, perbanyak minum air, dll.
·
Bila ibu sering buang air kecil, anjurkan ibu untuk
menjaga kebersihan genitalia.
d.
Memberitahu tentang tanda bahaya seperti :
perdarahan dari jalan lahir, nyeri saat berkemih, nyeri kepala hebat, gangguan
pengelihatan, kram, nyeri pinggang bagian bawah, infeksi vagina.
2. Asuhan Pada Trimester II
A. Kebutuhan Tes Laboratorium
Selama
trimester II, kebutuhan tes laboratorium yang dibutuhkan ibu, antara lain :
- Tes kadar
hemoglobin
- Evaluasi selanjutnya : fokus pengkajian dilakukan pada setiap
kunjungan pranatal.
- Tes
laboratorium lainnya hanya dilakukan jika ibu memiliki faktor risiko atau
pemantauan lanjutan dari tes sebelumnya.
B. Kebutuhan Belajar
a. Makanan
·
Nafsu
makan ibu membaik, makan makanan yang
diberikan : 3 x sehari ditambah 1x makanan selingan (snack). Hidangan lauk pauk
hewani seperti : telur, ikan, daging, teri, hati sangat baik dan bermanfaat
untuk menghindari anemia.
·
Kebutuhan
kalori pada trimester II ini sekitar 200-300 kkal/hari untuk tambahan energi
yang dibutuhkan untuk tumbuh-kembang janin. Penuhi antara lain dari 2 cangkir
nasi atau penggantinya.
·
Makan sayur dan buah serta cairan untuk
mencegah sembelit. Penuhi kebutuhan cairan tubuh yang meningkat. Pastikan minum
6-8 gelas air setiap hari. Selain itu, konsumsi sumber zat besi (ayam, daging,
kuning telur, buah kering, bayam) dan vitamin C untuk mengoptimal pembentukan
sel darah merah baru, karena jantung dan sistem peredaran darah janin sedang
berkembang.
·
Batasi
garam, karena memicu tekanan darah tinggi dan mencetus kaki bengkak
akibat menahan cairan tubuh. Bila ingin
jajan atau makan di luar, pilih yang bersih, tidak hanya kaya karbohidrat tapi
bergizi lengkap, tidak berkadar garam dan lemak tinggi (misal, gorengan dan junk food). Bila
mungkin pilih yang kaya serat.
·
Konsumsi
aneka jenis seafood untuk memenuhi kebutuhan asam lemak omega-3 bagi
pembentukan otak dan kecerdasan janin. Vitamin E sebagai antioksidan harus
dipenuhi pula. Pilihannya, bayam dan buah kering.
Penambahan Berat Badan Status Gizi Ibu Sebelum Hamil
Kategori Berat
(BMI)
|
Total Kenaikan BB
(Kg)
|
Penambahan BB
|
|
TM I (Kg)
|
TM II (Kg)
|
||
Normal
( BMI 19,8-26)
|
12,5 – 13
|
2,3
|
0,49
|
Kurus
( BMI < 19,8 )
|
11,5 – 16
|
1,6
|
0,44
|
Lebih
|
7 – 11, 6
|
0,9
|
0,3
|
Obesitas
( BMI > 29 )
|
6
|
|
|
b. Personal Hygiene
·
Perawatan gigi perlu dalam kehamilan karena hanya gigi yang baik menjamin
pencernaan yang sempurna
·
Pemeliharaan payudara juga penting, puting susu harus dibersihkan kalau
terbasahi oleh colustrum. Puting susu yang masuk diusahakan supaya keluar
dengan pemijatan keluar setiap kali mandi.
·
Kebersihan perineum, hal – hal yang harus diperhatikan adalah celana dalam
harus kering, jangan gunakan obat / menyemprot ke dalam vagina, sesudah BAB/
BAK dilap dengan lap khusus
c.
Pakaian
·
Pakaian yang dikenakan ibu
hamil harus nyaman, mudah menyerap keringat, mudah dicuci, tanpa sabuk / pita
yang menekan dibagian perut / pergelangan tangan, pakaian juga tidak baik
terlalu ketat dileher, stoking tungkai yang sering digunakan oleh sebagian wanita
tidak dianjurkan karena dapat menghambat sirkulasi darah. Pakaian wanita hamil harus ringan dan menarik
karena wanita hamil tubuhnya akan tambah menjadi besar.
·
Sepatu harus terasa pas, enak dan aman, sepatu bertumit tinggi dan berujung
lancip tidak baik bagi kaki, khususnya pada saat kehamilan ketika stabilitas
tubuh terganggu dan cedera kaki yang sering terjadi. Kaos kaki ketat tidak boleh digunakan.
·
Desain BH harus disesuaikan agar dapat menyangga payudara dan
nyeri
punggung yang tambah menjadi besar pada kehamilan dan
memudahkan
ibu ketika akan menyusui. BH harus tali besar sehingga tidak terasa sakit dibahu.
d.
Aktivitas seksual
Pada
kehamilan di trimester II ini, hubungan seks akan merekatkan hubungan
suami-isteri baik fisik maupun emosional
- Tetap
lakukan dengan hati-hati, gunakan kondom atau coitus interuptus.
- Posisi.
Woman sitting on top (duduk di atas suami) untuk menghindari
tekanan ke payudara dan perut karena ukuran perut mulai besar.
e.
Pola Istirahat
Ibu hamil harus
mempertimbangkan pola istirahat dan tidur yang mendukung kesehatan sendiri,
maupun kesehatan bayinya. Kebiasaan tidur larut malam dan kegiatan-kegiatan
malam hari harus dipertimbangkan dan kalau mungkin dikurangi hingga seminimal
mungkin.
Tidur malam + sekitar 8 jam/ istirahat/ tidur siang ± 1 jam.
f.
Olahraga
Di usia kehamilan minggu ke 24 ini (trimester II), dengan
olahraga teratur, peredaran darah dapat kembali lancar, otot menjadi kuat, dan
persendian menjadi lentur. Itulah sebabnya, latihan yang teratur dan terkontrol
akan bermanfaat bagi kesehatan ibu hamil sampai persalinan tiba
g.
Travelling
Wanita hamil harus berhati-hati
melakukan perjalanan yang cenderung lama dan melelahkan, karena dapat
menimbulkan ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan sirkulasi serta Oedema tungkai karena kaki tergantung jika
duduk terlalu lama. Sabuk pengaman yang dikenakan dikendaraan jangan sampai
menekan perut yang menonjol.
h.
Persiapan menyusui
Pada masa kehamilan
merupakan hal yang penting karena dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dan
siap untuk menyusui bayinya. Persiapan psikologis ibu untuk menyusui pada saat
kehamilan sangat berarti, karena keputusan atau sikap yang positif harus sudah
terjadi pada saat kehamilan atau bahkan jauh sebelumnya. Ajari ibu cara
perawatan payudara selama kehamilan terutama bagaimana cara menjaga kebersihan
areola dan puting susu. Jangan lakukan manipulasi pada puting sebelum usia
kehamilan mencapai 34 minggu karena hal ini dapat menimbulkan kontraksi.
i.
Rencana Persalinan
Rencana persalinan
adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota keluarganya dan bidan. Rencana ini tidak harus dalam bentuk tertulis
dan biasanya memang tidak tertulis. Rencana ini lebih hanya sekedar diskusi
untuk memastikan bahwa ibu dapat menerima asuhan yang ia perlukan. Dengan
adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat
persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang
sesuai serta tepat
waktu. Ada 5
komponen penting dalam rencana kehamilan :
·
Merencanakan persalinan :
tempat, penolong, transportasi, biaya
·
Rencana pengambilan
keputusan jika muncul kegawatdaruratan
·
Mempersiapkan transportasi
jika muncul kegawatdaruratan, termasuk donor darah
·
Membuat rencana menabung (sudah dilakukan sejak trimester I)
·
Mempersiapkan langkah yang
dilakukan saat menjelang persalinan
C. Kebutuhan Pengobatan Komplikasi Ringan
Berdasarkan
Permenkes HK 02.02/149/ 2010 dalam beberapa kasus, bidan dalam menghadapi
ketidaknyamanan dalam kehamilan yang masih dalam batasan fisiologis
diperbolehkan memberikan pengobatan dengan obat-obat bebas, seperti vitamin,
paracetamol dan asam mefenamat.
D. Kebutuhan Konseling dan Anticipatory Guidance
- Memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat
atau Na-fero
bisirat. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar
Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan
kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia
dan mencegah terjadinya neural tube defect. Pemberian tablet Fe ini
sebanyak 90 tablet untuk di konsumsi selama 90 hari berturut-turut.
·
Mendiskusikan
tentang persiapan persalinan, siapa yang akan mendampingi saat persalinan,
menghindari stress, dan latihan relaksasi
·
Mendiskusikan
tentang perubahan fisik dan emosional selama kehamilan
·
Mendiskusikan
tentang perkembangan janin
·
Mendiskusikan
tentang proses laktasi
·
Memberikan
konseling mengenai ketidaknyamanan yang
umum terjadi selama kehamilan
·
Memberitahukan
tanda bahaya adanya persalinan prematur dan tanda – tanda bahaya seperi
perdarahan pervaginam, keluar air – air dari jalan lahir, nyeri saat berkemih,
nyeri kepala, gangguan pengelihatan, kram, nyeri pinggang bagian bawah, infeksi
vagina dan tidak merasakan gerakan janin
·
Memberikan
informasi mengenai personal hygiene termasuk perawatan perineum
·
Mendiskusikan
tentang aktivitas fisik, jika wanita pekerja apakah akan melanjutkan bekerja
atau tidak, aktivitas seksual, latihan dan istirahat
·
Mendiskusikan
tentang gaya hidup, termasuk keamanan saat berkendara, hindari konsumsi
alkohol, rokok, dan obat – obatan tanpa resep dokter
·
Memberikan
nasehat untuk menghindari bahan – bahan kimia berbahaya dan objek – objek yang
dapat menjadi sumber infeksi virus seperti toxoplasmosis, rubella, x-ray
·
Memberikan
nasehat untuk memeriksakan kesehatan gigi, dan melanjutkan pengobatan terhadap
gangguan kesehatan minor ataupun mayor seperti diabetes dan hipertensi
3. Asuhan Pada Trimester III
A. Kebutuhan Tes Laboratorium
Selama trimester III, kebutuhan tes laboratorium terutama adalah tes kadar
hemoglobin. Sedangkan tes laboratorium lainnya hanya dilakukan jika ibu
memiliki faktor risiko atau pemantauan lanjutan dari tes sebelumnya.
B. Kebutuhan Belajar
a.
Makanan
Pada trimester ketiga (sampai usia 40
minggu) nafsu makan sangat baik, tetapi jangan berlebihan, kurangi karbohidrat,
tingkatkan protein, sayur-sayuran dan buah-buahan, lemak harus tetap
dikonsumsi. Untuk memperoleh asupan
makanan yang sehat, ibu hamil dianjurkan untuk mengolah makanan secara sehat
pula.
b.
Personal Hygiene
·
Perawatan gigi perlu dalam kehamilan karena hanya gigi
yang baik menjamin pencernaan yang sempurna
·
Pemeliharaan payudara juga penting, puting susu harus
dibersihkan kalau terbasahi oleh colustrum. Puting susu yang masuk diusahakan
supaya keluar dengan pemijatan keluar setiap kali mandi.
·
Kebersihan perineum, hal – hal yang harus diperhatikan
adalah celana dalam harus kering, jangan gunakan obat / menyemprot ke dalam
vagina, sesudah bab / bak dilap dengan lap khusus
c.
Pakaian
Korset yang khusus untuk ibu hamil
dapat membantu menekan perut bawah yang melorot dan mengurangi nyeri punggung.
Korset ibu hamil didesain untuk meyangga bagian perut diatas sympisis pubis di sebelah
depan dan masing-masing di sisi bagian tengah pinggang disebelah belakang.
Pemakaian korset tidak boleh menimbulkan tekanan (selain menyangga dengan ketat
tapi lembut) pada perut yang membesar dan dianjurkan pada wanita hamil yang
mempunyai tonus otot perut yang rendah.
d.
Aktivitas seksual
Pada kehamilan trimester III awal
hubungan seksual perlu dihindari atau menggunakan kondom. Terutama pada wanita
dengan riwayat persalinan premature. Persalinan bisa terangsang karena, sperma mengandung
prostaglandin. Perlu diketahui keinginan seksual ibu hamil tua sudah
berkurang karena berat perut yang makin membesar dan tekniknya pun sudah sulit
dilakukan. Posisi diatur untuk menyesuaikan pembesaran perut.
e.
Mobilisasi dan Body Mekanik
Body mekanik (sikap tubuh yang baik) diinstruksikan
kepada wanita hamil karena diperlukan untuk membentuk aktivitas sehari-hari
yang aman dan nyaman selama kehamilan. Karena sikap tubuh seorang wanita yang
kurang baik dapat mengakibatkan nyeri pinggang.
·
Untuk berdiri yang lama misalnya menyetrika, bekerja di
luar rumah yaitu letakkan satu kaki diatas alas yang rendah secara bergantian
atau menggunakan sebuah kotak.
·
Untuk duduk yang lama caranya yaitu duduk yang rendah
menapakkan kaki pada lantai dengan lutut lebih tinggi dari pada paha.
·
Untuk menjangkau objek pada lantai atau dekat lantai
yaitu dengan cara membengkokan kedua lutut punggung harus lurus, kaki terpisah
12-18 inchi untuk menjaga keseimbangan.
·
Posisi tidur miring ke kiri untuk mencegah hipotensi.
Gunakan bantal untuk menyangga tubuh.
(Gambar posisi
tidur wanita hamil)
f.
Pola Istirahat
Ibu hamil harus mempertimbangkan pola
istirahat dan tidur yang mendukung kesehatan sendiri, maupun kesehatan bayinya.
Kebiasaan tidur larut malam dan kegiatan-kegiatan malam hari harus
dipertimbangkan dan kalau mungkin dikurangi hingga seminimal mungkin.
Tidur malam + sekitar 8 jam/ istirahat/
tidur siang ± 1 jam.
g. Travelling
·
Wanita hamil harus berhati-hati melakukan perjalanan yang
cenderung lama dan melelahkan, karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan
mengakibatkan gangguan sirkulasi serta Oedema tungkai karena kaki tergantung jika duduk terlalu lama. Sabuk
pengaman yang dikenakan dikendaraan jangan sampai menekan perut yang menonjol.
·
Jika mungkin perjalanan yang jauh sebaiknya dilakukan
dengan pesawat udara. Ketinggian tidak mempengaruhi kehamilan, bila kehamilan
telah 35 minggu ada perusahaan penerbangan yang menolak membawa wanita hamil
ada juga yang menerima dengan catatan keterangan dokter yang menyatakan cukup
sehat untuk bepergian. Berpergian dapat menimbulkan masalah lain, seperti
konstipasi diare karena asupan makanan dan minuman cenderung berbeda seperti
biasanya karena akibat perjalanan yang melelahkan.
h. Persiapan menyusui
Pada masa kehamilan merupakan hal yang
penting karena dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dan siap untuk
menyusui bayinya. Persiapan psikologis ibu untuk menyusui pada saat kehamilan
sangat berarti, karena keputusan atau sikap yang positif harus sudah terjadi
pada saat kehamilan atau bahkan jauh sebelumnya. Ajari ibu cara perawatan
payudara selama kehamilan terutama bagaimana cara menjaga kebersihan areola dan
puting susu. Jangan lakukan manipulasi pada puting sebelum usia kehamilan
mencapai 34 minggu karena hal ini dapat menimbulkan kontraksi.
i.
Rencana Persalinan
Rencana persalinan adalah rencana
tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota keluarganya dan bidan. Rencana ini tidak
harus dalam bentuk tertulis dan biasanya memang tidak tertulis. Rencana ini
lebih hanya sekedar diskusi untuk memastikan bahwa ibu dapat menerima asuhan
yang ia perlukan. Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan
dan kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan
menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu. Ada 5 komponen penting dalam
rencana kehamilan :
·
Merencanakan persalinan : tempat, penolong, transportasi,
biaya
·
Rencana pengambilan keputusan jika muncul kegawatdaruratan
·
Mempersiapkan transportasi jika muncul kegawatdaruratan,
termasuk donor darah
·
Membuat rencana menabung (sudah dilakukan sejak trimester
I)
·
Mempersiapkan langkah yang dilakukan saat menjelang
persalinan
C. Kebutuhan Pengobatan Komplikasi Ringan
Berdasarkan Permenkes HK
02.02/149/ 2010 dalam beberapa kasus, bidan dalam menghadapi ketidaknyamanan dalam kehamilan
yang masih dalam batasan fisiologis diperbolehkan memberikan pengobatan dengan
obat-obat bebas, seperti vitamin, paracetamol dan asam mefenamat.
D. Kebutuhan Konseling dan Anticipatory Guidance
·
Mendiskusikan
tentang proses persalinan dan tanda – tanda persalinan
·
Mendiskusikan
tentang persiapan proses laktasi
·
Mendiskusikan
tentang persiapan menjadi orang tua
·
Mendiskusikan
perubahan fisik dan emosional selama masa kehamilan seperti perubahan pada
postur tubuh, sering muncul oedema yang fisiologis serta perubahan emosional
seperti mulai munculnya kecemasan untuk menghadapi proses persalinan
·
Mendiskusikan
tentang perkembangan janin
·
Memberikan nasehat
mengenai ketidaknyamanan yang umum terjadi selama kehamilan seperti heartburn,
sesak saat bernapas, kram, konstipasi dan memberitahu ibu cara mengatasinya
·
Memberitahu tanda
bahaya adanya persalinan prematur dan tanda – tanda bahaya seperi perdarahan
pervaginam, keluar air – air dari jalan lahir, nyeri saat berkemih, nyeri
kepala, gangguan pengelihatan, kram, nyeri pinggang bagian bawah, infeksi
vagina dan tidak merasakan gerakan janin
·
Mendiskusikan
tentang aktivitas fisik, jika wanita pekerja apakah akan melanjutkan bekerja
atau tidak, aktivitas seksual, latihan dan istirahat
·
Mendiskusikan
tentang gaya hidup, termasuk keamanan saat berkendara, hindari konsumsi
alkohol, rokok, dan obat – obatan tanpa resep dokter
4. Menetapkan
Kebutuhan Rujukan
Rujukan adalah penyerahan
tanggungjawab dari satu pelayanan kesehatan ke pelayanan kesehatan yang lain. Tujuan rujukan adalah dihasilkannya
pemerataan upaya kesehatan dalam rangka penyelesaian masalah kesehatan secara
berdaya dan berhasil guna.
Tujuan system rujukan adalah agar
pasien mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih
mampu sehingga jiwanya dapat terselamatkan, dengan demikian dapat menurunkan
AKI dan AKB
A.
Jenis Rujukan
a. Rujukan medik yaitu pelimpahan tanggung jawab
secara timbal balik atas satu kasus yang timbul baik secara vertical maupun
horizontal kepada yang lebih berwenangdan mampu menangani secara rasional.
Jenis rujukan medic antara lain:
1) Transfer of patient. Konsultasi penderita untuk keperluaan
diagnostic, pengobatan, tindakan opertif dan lain – lain.
2) Transfer of specimen. Pengiriman bahan (spesimen) untuk
pemeriksaan laboratorium yang lenih lengkap.
3) Transfer of knowledge / personal. Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli
untuk meningkatkan mutu layanan setempat.
b. Rujukan kesehatan yaitu hubungan dalam
pengiriman, pemeriksaan bahan atau specimen ke fasilitas yang lebih mampu dan
lengkap. Ini adalah rujukan uang menyangkut masalah kesehatan yang
sifatnyapencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif).
Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan opersional.
B.
Jalur Rujukan
Dalam kaitan ini jalur rujukan untuk kasus
gawat darurat dapat dilaksanakan sebagai berikut :
a. Dari Kader
Dapat langsung merujuk
ke :
1) Puskesmas pembantu
2) Pondok bersalin /
bidan desa
3) Puskesmas / puskesmas
rawat inap
4) Rumah sakit
pemerintah / swasta
b. Dari Posyandu
Dapat langsung merujuk
ke :
1) Puskesmas pembantu
2) Pondok bersalin /
bidan desa
3) Puskesmas / puskesmas rawat inap
4) Rumah sakit pemerintah / swasta
c. Dari Puskesmas Pembantu
Dapat
langsung merujuk ke rumah sakit tipe D/C atau rumah sakit swasta
d. Dari Pondok bersalin / Bidan Desa
Dapat
langsung merujuk ke rumah sakit tipe D/C atau rumah sakit swasta
C.
Persiapan rujukan
Persiapan yang harus diperhatikan dalam
melakukan rujukan , disingkat “BAKSOKU” yang dijabarkan sebagai berikut :
B (bidan) : pastikan ibu/bayi/klien
didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk
melaksanakan kegawatdaruratan
A (alat) : bawa perlengkapan dan bahan –
bahan yang diperlukan, seperti spuit, infus set, tensimeter, dan stetoskop
K (keluarga) : beritahu keluarga tentang
kondisi terakhir ibu (klien) dan alas an mengapa ia dirujuk. Suami dan anggota
keluarga yang lain harus menerima Ibu (klien) ke tempat rujukan.
S ( surat ) : beri surat ke tempat rujukan
yang berisi identifikasi ibu (klien), alasan rujukan, uraian hasil rujukan,
asuhan, atau obat – obat yang telah diterima ibu (klien)
O (obat) : bawa obat – obat esensial
diperlukan selama perjalanan merujuk
K (kendaraan) : siapkan kendaraan yang cukup
baik untuk memungkinkan ibu (klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat
mencapai tempat rujukan dalam waktu cepat
U (uang) : ingatkan keluarga untuk membawa
uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang di
perlukan di temapat rujukan
D.
Menentukan
tempat tujuan rujukan
Prinsip dalam menentukan
tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang mempunyai kewenangan terdekat,
termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan tidak mengabaikan kesediaan dan
kemampuan penderita.
a. Memberikan informasi
kepada penderita dan keluarganya perlu diberikan informasi tentang perlunya
pendeerita segera dirujuk mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih mampu
b. Mengirimkan informasi
pada tempat rujukan yang ditunju melalui telepon atau radio komunikasi
pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
c. Persiapan
penderitasebelum dikirim keadaan umum penderita harus diperbaiki terlebih
dahulu. Keadaan umum ini perlu dipertahankan selama dalam perjalanan, Surat
rujukan harus dipersiapkan si=esuai dengan format rujukan dan seorang bidan
harus mendampingi penderita dalam perjalanan sampai ke tempat rujukan.
d. Pengiriman
penderita untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan
kendaraan/sarana transportasi yang tersedia untuk mengangkut penderita.
e. Tindak lanjut penderita
f.
Rujukan
kebidanan system rujukan dalam mekanisme pelayanan obtetrik adalah suatu
pelimpahan tanggung jawab timbale-balik atas kasus atau masalah kebidanan yang
timbul baik secara vertical maupun horizontal. Rujukan vertical maksudnya
adalah rujukan dan komunikasi antara satu unit ke unit yang telah lengkap.
E.
Indikasi perujukan ibu yaitu :
·
Riwayat
seksio sesaria
·
Perdarahan
per vaginam
·
Persalinan kurang bulan (usia
kehamilan < 37 minggu)
·
Ketuban pecah dengan mekonium yang
kental
·
Ketuban pecah lama (lebih kurang 24
jam)
·
Ketuban
pecah pada persalinan kurang bulan
·
Ikterus
·
Anemia
berat
·
Tanda/gejala
infeksi
·
Preeklamsia/hipertensi
dalam kehamilan
·
TInggi fundus uteri 40 cm atau lebih
·
Primipara
dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin
·
masuk
5/5
·
Presentasi
bukan belakang kepala
·
Kehamilan
gemeli
·
Presentasi
majemuk
·
Tali
pusat menumbung
·
Syok
F.
Menetapkan Kebutuhan Konseling HIV (IMS)
HIV merupakan
masalah kesehatan di negara berkembang. Sekitar 2 juta wanita dengan HIV
positif hamil setiap tahunnya dan diperkirakan, 98% anak-anak dengan HIV
positif terinfeksi saat proses persalinan ataupun proses menyusui.
Jika wanita hamil
tidak mengetahui status HIV atau belum pernah mengikuti tes HIV, berikan
konseling dan berikan pilihan untuk mengikuti tes HIV.
1.
Konseling pra-tes
a.
Berikan informasi
bahwa tes HIV direkomendasikan kepada seluruh wanita hamil dan postpartum,
namun keputusan untuk melakukan tes atau tidak berada di tangan mereka.
b.
Jelaskan mengenai
:
·
Konseling dan tes
HIV bersifat pribadi dan rahasia
·
Wanita dapat
mengikuti konseling dan tes HIV kapan saja selama periode kehamilannya,
meskipun ia pada awalnya menolak
c.
Bantu wanita untuk
menilai dirinya sendiri, apakah ia memiliki faktor risiko terkena HIV/AIDS,
seperti hubungan seksual multipartner tanpa pelindung (paling tidak dalam
jangka waktu 3 bulan terakhir), partner seksual yang bekerja sebagai supir bis,
truk, atau di bagian militer, korban pemerkosaan, dan pengguna NAPZA, terutama
pengguna jarum suntik.
d.
Berikan informasi
mengenai HIV/AIDS : bagaimana virus ditularkan, bagaimana pengaruh HIV terhadap
tubuh, dan bagaimana risiko penularan dapat diturunkan.
e.
Memperbaiki pandangan-pandangan
yang salah mengenai HIV/AIDS.
f.
Beritahukan
prosedur pelaksanaan tes HIV.
g.
Berikan informasi
mengenai hasil tes HIV : hasil positif mengindikasikan adanya infeksi HIV,
hasil negatif mengindikasikan tidak ada infeksi HIV, tetapi karena adanya ”window
period” antara infeksi dan hasil tes positif sebaiknya tes diulang jika wanita
tersebut memiliki risiko tinggi terinfeksi HIV.
2.
Konseling
post-test
Berikan informasi
hasil tes HIV pada wanita tersebut secara pribadi.
a.
Jika hasilnya
negatif : tinjau ulang faktor risiko dan ulangi kembali bagaimana cara
menghindari penularan HIV/AIDS (pemakaian kondom)
b.
Jika hasilnya
positif :
1)
Berikan dukungan
emosional :
· Kenali dan pahami
respon emosional yang ditunjukan wanita tersebut, seperti rasa penolakkan,
marah, atau kesedihan. Waspadai tanda-tanda yang mengarah pada perilaku
menyakiti diri sendiri dan mencegah terjadinya bunuh diri.
·
Pastikan wanita
tersebut tidak sendirian dan mendapat dukungan emosional dari orang-orang
disekitarnya.
· Bidan harus mampu
memahami dan mengantisipasi respon negatif, seperti kecemasan wanita terhadap
kesejahteraan bayinya.
2)
Tanya pada wanita
tersebut, apakah respon yang mungkin muncul dari pasangan seksualnya jika
mengetahui dirinya mengidap HIV, akan menerimanya atau justru akan menimbulkan
suatu konflik.
3)
Diskusikan :
·
Pilihan
pengobatan, rujuk ke tenaga spesialis dan support group.
·
Jangan
menyembunyikan status ODHA kepada keluarga dan teman-teman.
·
Beritahukan akibat
dari HIV dalam kehamilan dan menyusui.
·
Anjurkan konseling
dan tes HIV kepada pasangan dan anggota keluarga yang mungkin terkena HIV.
Wanita hamil dengan
HIV harus mendapatkan asuhan yang sama dengan wanita hamil pada umumnya
ditambah dengan beberapa asuhan tambahan seperti yang sudah dijelaskan diatas.
Tujuan asuhan pada wanita hamil dengan HIV adalah :
·
Memaksimalkan
keshatan ibu dan janin.
·
Mencegah transmisi
HIV dari ibu ke janin.
·
Membentuk sistem
dukungan untuk ibu.
·
Merujuk ibu ke
fasilitas kesehatan yang mampu memberikan penanganan yang memadai.
·
Mencegah transmisi
HIV ke pasangan yang tidak terkena HIV.
·
Memberikan
dukungan emosional dan konseling selama kehamilan, persalinan, post partum, dan
perencanaan masa depan.
·
Memastikan bahwa
ibu tersebut mendapatkan pelayanan yang adekuat untuk bayi yang dikandungnya.
G. Menetapkan Jadwal
Kunjungan Sesuai Perkembangan Kehamilan
1. Menurut WHO :
Kunjungan
|
Waktu
|
Informasi penting
|
Trimester pertama
|
Sebelum minggu ke 16 (pada akhir bulan ke empat)
|
1.
Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu
2.
Mendeteksi masalah yang dapat diobati sebelum menjadi
bersifat mengancam jiwa
3.
Mencegah masalah seperti tetanus neonatorum, anemia
defisiensi zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan
4.
Memulai persiapan persalinan dan kesiapan untuk
menghadapi komplikasi
5.
Mendorong perilaku yang sehat (nutrisi, latihan dan
kebersihan, istirahat, dsb)
|
Trimester kedua
|
24-28 minggu (bulan ke-6 – 7)
|
Sama seperti diatas, ditambah dengan kewaspadaan khusus mengenai
preeklamsi (tanyakan ibu mengenai gejala preeklamsi, pantau tekanan darah,
kaji adanya edema dan lakukan pemeriksaan urine)
|
Trimester ketiga
|
32 minggu (bulan ke-8)
|
Sama seperti diatas ditambah palpasi abdomen untuk mendeteksi adanya
kehamilan ganda
|
Trimester ketiga
|
36 minggu (bulan ke-9)
|
Sama seperti diatas, ditambah dengan deteksi adanya kelainan letak atau
kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit
|
2. Jadwal kunjungan
menurut Departemen Kesehatan :
a.
Trimester I
kehamilan : 1 kali kunjungan
b.
Trimester II
kehamilan : 1 kali kunjungan
c.
Trimester III
kehamilan : 2 kali kunjungan
3. Jadwal kunjungan ulang sebaiknya :
a. Sampai dengan 28 minggu
usia kehamilan, setiap 4 minggu
b. Antara 28-36 minggu
usia kehamilan, setiap 2 minggu
c. Antara 36 minggu
sampai kelahiran, setiap minggu
4. Menurut NICE Antenatal Guideline tahun 2008 :
Jadwal kunjungan
antenatal dapat disesuaikan dengan keadaan ibu, bagi wanita nulipara dengan
kehamilan normal 10 kali pertemuan dianggap sudah cukup adekuat, bagi wanita
multipara normal 7 kali pertemuan dianggap adekuat. Jadwal kunjungan yang
dianjurkan adalah :
1.
Kunjungan ke-1/Booking apointment : idealnya pada usia
kehamilan 10 minggu
2.
Kunjungan ke-2 :
pada usia kehamilan 16 minggu
3.
Kunjungan ke-3 :
pada usia kehamulan 18 – 20 minggu
4.
Kunjungan ke-4 :
usia kehamilan 25 minggu (pada wanita nulipara)
5.
Kunjungan ke-5 :
usia kehamilan 28 minggu
6.
Kunjungan ke-6 :
usia kehamilan 31 minggu (pada wanita nulipara)
7.
Kunjungan ke-7 :
usia kehamilan 34 minggu
8.
Kunjungan ke-8 :
usia kehamilan 38 minggu
9.
Kunjungan ke-9 :
usia kehamilan 40 minggu
10. Kunjungan ke-10 : usia kehamilan 41 minggu