Jumat, 31 Mei 2013

MENGEMBANGKAN PERENCANAAN ASUHAN YANG KOMPREHENSIF

1. Asuhan Pada Trimester I
A.     Menetapkan Kebutuhan Tes Laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui protein dan glukosanya. Pemeriksaan darah untuk mengetahui golongan darah, kadar hemoglobin, dan deteksi dini HIV/AIDS.
Tes Lab
Nilai Normal
Nilai Tidak Normal
Diagnosa atau Masalah Terkait
Hemoglobin
10,5 – 14
< 10,5
Anemia
Protein urin
-          Dipstick
-          Merebus

·         Negative
·         Bening

·         ≥ 2
·         Keruh
Preeklampsia dan eklampsia
Glukosa dalam urin
Sama dengan warna pembanding
Lebih keruh dari pembanding
Diabetes mellitus
Golongan darah
A, B, AB, O
-
Ketidakcocokan ABO, perlunya donor.
HIV
Negative
Positif
HIV/AIDS

NICE Antenatal Guideline menyatakan bahwa pada trimester I seorang wanita hamil sebaiknya ditawarkan untuk melakukan beberapa screening yaitu :
a.       Screening adanya anomali fetal : amniosintesis, cordosintesis
b.       Screening adanya infeksi : bakterial vaginosis, chlamidia, hepatitis, TORCH
Namun, pelaksanaan screening ini dilakukan hanya jika ada faktor risiko atau muncul keluhan yang mengarah pada keadaan – keadaan tersebut.

B.     Menetapkan Kebutuhan Belajar
Hal-hal yang perlu diketahui dan diperhatikan oleh ibu hamil selama Trimester satu kehamilan adalah :
a.       Makanan
Makanan ibu hamil harus diperhatikan karena berguna untuk :
  • Mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan
  • Pertumbuhan janin
  • Cadangan makanan pada masa laktasi
Nutrisi yang diperlukan adalah protein, karbohidrat, lemak, zat besi (Fe), vitamin, dan mineral. Hindari mengkonsumsi rokok, alkohol dan obat-obat terlarang, karena akan merusak kesehatan janin dan kecacatan. Hindari juga makanan mentah, seperti daging mentah dan sayuran mentah, karena bisa menganduk parasit berbahaya, yaitu E.coli atau pun toxoplasmosis.
b.       Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak terlalu perlu terutama pada trimester I. Ada obat yang teratogenik yang dapat memberikan kelainan organik pada janin, misalnya talidomide. Wanita hamil sebaiknya dianjurkan berkonsultasi dengan bidan atau dokter sebelum mengkonsumsi obat yang dijual bebas dalam kondisi apapun.asam folat sebaiknya diberikan pada ibu hamil pada trimester satu, karena dapat membantu mencegah terjadinya cacat pada saat pembentukan organ janin.
c.       Gerak badan atau olahraga
Olah raga ringan dan latihan pernafasan serta relaksasi akan membantu mempertahankan kebugaran tubuh. Namun disarankan untuk tidak melakukan olahraga yang berat dan gerak tubuh yang terlalu kuat, karena keadaan janin masih lemah dan mudah terjadi keguguran.
d.       Pakaian
Baju yang dikenakan hendaknya yang longgar dan mudah dipakai, sepatu atau alas kaki dengan tumit yang tinggi hendaknya jangan dipakai, karena titik berat wanita hamil berubah sehingga mudah jatuh atau tergelincir. Payudara yang membesar juga membutuhkan BH yang lebih besar dan cukup menopang payudara.
e.       Istirahat
Wanita hamil dianjurkan untuk istirahat secara teratur, sebab terjadinya peningkatan metabolisme  pada ibu hamil menuntut ibu hamil untuk lebih sering istirahat. Tidur  malam sebaiknya 6-8 jam, tidur siang sebaiknya 1-2 jam.
f.        Kebersihan tubuh
Kebersihan tubuh dapat mengurangi kemungkinan infeksi dari kuman-kuman. Perawatan gigi juga sangat penting, karena gigi yang baik akan menjamin pencernaan yang sempurna, selain itu dapat juga mencegah terjadinya infeksi melalui lubang gigi. Bila terjadi kerusakan gigi dan tidak diperhatikan maka akan mengakibatkan komplikasi yang menyebar kemana-mana. Bersihkan gigi setiap habis makan.
Perawatan perineum dan vagina juga harus sangat diperhatikan dengan cara membersihkan perineum dari arah depan ke belakang, menggunakan pakaian dalam dari bahan katun, mengganti pakaian dalam segera setelah terasa lembab, tidak melakukan douching.
g.       Kesehatan jiwa (psikologis)
Selain fisik, kesehatan jiwa harus diperhatikan. Ketakutan menghadapi kehamilan maupun persalinan adalah hal yang fisiologis. Tugas bidan bukan untuk menghilangkan takut tetapi membantu ibu mengatsinya dan memberikan dukungan emosional.
h.       Perawatan payudara
Pemeriksaan payudara dilakukan untuk memeriksa ketidaknormalan puting susu. Jika puting terlalu kecil dan terbenam akan menyulitkan bayi untuk menghisap pada masa laktasi. Persiapan menyusui pada masa kehamilan penting dilakukan sejak dini agar lebih siap menyusui bayinya.
i.         Wanita Bekerja
Keputusan apakah wanita akan tetap bekerja atau tidak sebaiknya diserahkan kepada wanita yang bersangkutan, dengan batasan sebagai berikut :
·         Periode istirahat minimal 2 jam (dalam 8 jam waktu kerja minimal 2 jam untuk istirahat, di periode waktu wakan siang dan rehat diantara pagi dan siang hari)
·         Hindari keletihan
·         Hindari stress fisik yang berat
·         Keputusan untuk bekerja  sebaiknya dikaji ulang jika ternyata timbul komplikasi
·         Pekerjaan yang dilakukan oleh wanita hamil harus dipastikan tidak akan meningkatkan risiko wanita terpapar zat – zat atau bahan – bahan yang dapat membahayakan ibu dan janin
j.         Kebutuhan Seksual
·         Penurunan libido pada ibu hamil dapat membuat ibu hamil malas melakukan hubungan sex. Komunikasikan pada suami tentang masalah ini.
·         Metode alternatif untuk memuaskan kebutuhan seksual wanita maupun pasangannya
·         Menghilangkan kekhawatiran dan ketakutan yang tidak perlu bahwa hubungan seksual akan membahayakan bayi
·         Hindari senggama jika muncul komplikasi dalam kehamilan (perdarahan, dan nyeri perut)
k.       Travelling
Wanita hamil harus diberi informasi bahwa bepergian dengan pesawat akan meningkatkan risiko trombosis vena, tetapi belum ada penelitian lanjutan mengenai risiko – risiko lain yang mungkin muncul. Untuk mengurangi risiko ini maka anjurkan ibu untuk menggunakan stoking.
Jika ibu hamil akan bepergian menggunakan mobil, pastikan mereka menggunakan seat belt.

C.     Menetapkan Kebutuhan Pengobatan Komplikasi Ringan
Pengobatan yang diberikan oleh bidan pada dasarnya bersifat pertolongan sementara sebelum dirujuk ke dokter, atau tindak lanjut pengobatan sesuai advis dokter. Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan diperbolehkan, sepanjang sesuai dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dan segera merujuk pada dokter. Bidan diperkenankan menyerahkan obat kepada pasien sepanjang untuk keperluan darurat dan sesuai dengan protap.
Berdasarkan Permenkes HK 02.02/149/ 2010 dalam beberapa kasus, bidan dalam menghadapi ketidaknyamanan dalam kehamilan yang masih dalam batasan fisiologis diperbolehkan memberikan pengobatan dengan obat-obat bebas. Pemberian asam folat sangat diperlukan pada kehamilan trimester 1 ini. Pemberian tablet Fe diperlukan, namun bila ibu merasa mual, sebaiknya diundur hingga mualnya hilang.

D.     Menetapkan Kebutuhan Anticipatory Guidance dan Kebutuhan Konseling
Konseling asuhan kehamilan merupakan suatu proses pemberian bantuan oleh bidan kepada ibu hamil, yang dilaksanakan lewat tatap muka dalam bentuk wawancara, dengan tujuan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kehamilannya, pemahaman diri tentang permasalahan yang sedang dihadapi, dan penyusunan rencana pemecahan masalah yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Panduan antisipasi (anticipatory guidance) selama periode antepartum sangat berhubungan dengan ketidaknyamanan yang umum dirasakan selama kehamilan dan cara penangannannya, persiapan menjadi orang tua, tanda bahaya, perubahan – perubahan secara fisik dan psikologis, serta pertumbuhan dan perkembangan janin.
Beberapa informasi wajib diketahui, namun tidak semua informasi harus diberikan sekaligus, sesuaikan dengan kebutuhan ibu dan tanyakan kepada ibu hal – hal yang ingin ia ketahui. Joyce Roberts menyarankan untuk menggunakan urutan prioritas sebagai berikut :
a.       Infromasi merupakan tanggapan dari pertanyaan tertentu yang diberikan oleh ibu
b.       Infromasi penting yang wajib diketahui karena berhubungan dengan keamanan diri dan bayinya
c.       Panduan antisipasi yang akan memfasilitasi upaya wanita untuk mrnghadapi kehamilannya
d.       Informasi tambahan yang berhubungan dengan perkembangan kehamilan, kebijakan institusi yang dapat membantu tetapi tidak berkaitan dengan wanita itu sendiri











Anticipatory guidence dan konseling pada Trimester I:
a.       Mendiskusikan perubahan fisik dan emosional yang normal selama kehamilan
PERUBAHAN FISIK
PSIKOLOGIS
Timbul rasa mual dan muntah
Kekecewaan
Lelah, lemah
Penolakan
Membesarnya payudara
Kecemasan
Nafsu makan menurun
Kesedihan
Merasa tidak sehat
Mudah marah
Libido turun
Sensitif
Sering buang air kecil
Labil
Konstipasi

Sakit kepala dan pusing

Kram perut

Sering meludah

Peningakatan sedikit berat badan


b.       Mendiskusikan tumbuh kembang fetus
c.       Memberikan nasihat mengenai ketidaknyamanan yang umum terjadi selama kehamilan,
·         Bila ibu merasakan mual dan muntah, sehingga menurunkan nafsu makan,  anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering, hindari makanan berlemak, perbanyak makan cracers,dll.
·         Bila ibu merasa rasa lemah dan lelah juga rasa pusing, anjurkan ibu untuk banyak beristirahat, perbanyak minum air, dll.
·         Bila ibu sering buang air kecil, anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan genitalia.
d.       Memberitahu tentang tanda bahaya seperti : perdarahan dari jalan lahir, nyeri saat berkemih, nyeri kepala hebat, gangguan pengelihatan, kram, nyeri pinggang bagian bawah, infeksi vagina.



2. Asuhan Pada Trimester II
A. Kebutuhan Tes Laboratorium
Selama trimester II, kebutuhan tes laboratorium yang dibutuhkan ibu, antara lain :
  1. Tes kadar hemoglobin
  2. Evaluasi selanjutnya : fokus pengkajian dilakukan pada setiap kunjungan pranatal.
  3. Tes laboratorium lainnya hanya dilakukan jika ibu memiliki faktor risiko atau pemantauan lanjutan dari tes sebelumnya.
B. Kebutuhan Belajar
a.       Makanan
·         Nafsu makan ibu membaik, makan makanan yang diberikan : 3 x sehari ditambah 1x makanan selingan (snack). Hidangan lauk pauk hewani seperti : telur, ikan, daging, teri, hati sangat baik dan bermanfaat untuk menghindari anemia.
·         Kebutuhan kalori pada trimester II ini sekitar 200-300 kkal/hari untuk tambahan energi yang dibutuhkan untuk tumbuh-kembang janin. Penuhi antara lain dari 2 cangkir nasi atau penggantinya.
·         Makan sayur dan buah serta cairan untuk mencegah sembelit. Penuhi kebutuhan cairan tubuh yang meningkat. Pastikan minum 6-8 gelas air setiap hari. Selain itu, konsumsi sumber zat besi (ayam, daging, kuning telur, buah kering, bayam) dan vitamin C untuk mengoptimal pembentukan sel darah merah baru, karena jantung dan sistem peredaran darah janin sedang berkembang.
·         Batasi garam, karena memicu tekanan darah tinggi dan mencetus kaki  bengkak akibat menahan cairan tubuh. Bila ingin jajan atau makan di luar, pilih yang bersih, tidak hanya kaya karbohidrat tapi bergizi lengkap, tidak berkadar garam dan lemak tinggi (misal, gorengan dan junk food). Bila mungkin pilih yang kaya serat.
·         Konsumsi aneka jenis seafood untuk memenuhi kebutuhan asam lemak omega-3  bagi pembentukan otak dan kecerdasan janin. Vitamin E sebagai antioksidan harus dipenuhi pula. Pilihannya, bayam dan buah kering.




Penambahan Berat Badan Status Gizi Ibu Sebelum Hamil
Kategori Berat (BMI)
Total Kenaikan BB (Kg)
Penambahan BB
TM I (Kg)
TM II (Kg)
Normal ( BMI 19,8-26)
12,5 – 13
2,3
0,49
Kurus ( BMI < 19,8 )
11,5 – 16
1,6
0,44
Lebih
7 – 11, 6
0,9
0,3
Obesitas ( BMI > 29 )
6



b.       Personal Hygiene
·         Perawatan gigi perlu dalam kehamilan karena hanya gigi yang baik menjamin pencernaan yang sempurna
·         Pemeliharaan payudara juga penting, puting susu harus dibersihkan kalau terbasahi oleh colustrum. Puting susu yang masuk diusahakan supaya keluar dengan pemijatan keluar setiap kali mandi.
·         Kebersihan perineum, hal – hal yang harus diperhatikan adalah celana dalam harus kering, jangan gunakan obat / menyemprot ke dalam vagina, sesudah BAB/ BAK dilap dengan lap khusus
c.       Pakaian
·         Pakaian yang dikenakan ibu hamil harus nyaman, mudah menyerap keringat, mudah dicuci, tanpa sabuk / pita yang menekan dibagian perut / pergelangan tangan, pakaian juga tidak baik terlalu ketat dileher, stoking tungkai yang sering digunakan oleh sebagian wanita tidak dianjurkan karena dapat menghambat sirkulasi darah. Pakaian wanita hamil harus ringan dan menarik karena wanita hamil tubuhnya akan tambah menjadi besar.
·         Sepatu harus terasa pas, enak dan aman, sepatu bertumit tinggi dan berujung lancip tidak baik bagi kaki, khususnya pada saat kehamilan ketika stabilitas tubuh terganggu dan cedera kaki yang sering terjadi. Kaos kaki ketat tidak boleh digunakan.
·         Desain BH harus disesuaikan agar dapat menyangga payudara dan
nyeri punggung yang tambah menjadi besar pada kehamilan dan
memudahkan ibu ketika akan menyusui. BH harus tali besar sehingga tidak terasa sakit dibahu.
d.       Aktivitas seksual
Pada kehamilan di trimester II ini, hubungan seks akan merekatkan hubungan suami-isteri baik fisik maupun emosional
  • Tetap lakukan dengan hati-hati, gunakan kondom atau coitus interuptus.
  • Posisi. Woman sitting on top (duduk di atas suami) untuk menghindari tekanan ke payudara dan perut karena ukuran perut mulai besar.
e.       Pola Istirahat
Ibu hamil harus mempertimbangkan pola istirahat dan tidur yang mendukung kesehatan sendiri, maupun kesehatan bayinya. Kebiasaan tidur larut malam dan kegiatan-kegiatan malam hari harus dipertimbangkan dan kalau mungkin dikurangi hingga seminimal mungkin.
Tidur malam + sekitar 8 jam/ istirahat/ tidur siang ± 1 jam.
f.        Olahraga
Di usia kehamilan minggu ke 24 ini (trimester II), dengan olahraga teratur, peredaran darah dapat kembali lancar, otot menjadi kuat, dan persendian menjadi lentur. Itulah sebabnya, latihan yang teratur dan terkontrol akan bermanfaat bagi kesehatan ibu hamil sampai persalinan tiba
g.       Travelling
Wanita hamil harus berhati-hati melakukan perjalanan yang cenderung lama dan melelahkan, karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan sirkulasi serta Oedema tungkai karena kaki tergantung jika duduk terlalu lama. Sabuk pengaman yang dikenakan dikendaraan jangan sampai menekan perut yang menonjol.
h.       Persiapan menyusui
Pada masa kehamilan merupakan hal yang penting karena dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dan siap untuk menyusui bayinya. Persiapan psikologis ibu untuk menyusui pada saat kehamilan sangat berarti, karena keputusan atau sikap yang positif harus sudah terjadi pada saat kehamilan atau bahkan jauh sebelumnya. Ajari ibu cara perawatan payudara selama kehamilan terutama bagaimana cara menjaga kebersihan areola dan puting susu. Jangan lakukan manipulasi pada puting sebelum usia kehamilan mencapai 34 minggu karena hal ini dapat menimbulkan kontraksi.
i.         Rencana Persalinan
Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota keluarganya dan bidan. Rencana ini tidak harus dalam bentuk tertulis dan biasanya memang tidak tertulis. Rencana ini lebih hanya sekedar diskusi untuk memastikan bahwa ibu dapat menerima asuhan yang ia perlukan. Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat
waktu. Ada 5 komponen penting dalam rencana kehamilan :
·         Merencanakan persalinan : tempat, penolong, transportasi, biaya
·         Rencana pengambilan keputusan jika muncul kegawatdaruratan
·         Mempersiapkan transportasi jika muncul kegawatdaruratan, termasuk donor darah
·         Membuat rencana menabung (sudah dilakukan sejak trimester I)
·         Mempersiapkan langkah yang dilakukan saat menjelang persalinan

C. Kebutuhan Pengobatan Komplikasi Ringan
Berdasarkan Permenkes HK 02.02/149/ 2010 dalam beberapa kasus, bidan dalam menghadapi ketidaknyamanan dalam kehamilan yang masih dalam batasan fisiologis diperbolehkan memberikan pengobatan dengan obat-obat bebas, seperti vitamin, paracetamol dan asam mefenamat.

D. Kebutuhan Konseling dan Anticipatory Guidance
  • Memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat  atau Na-fero bisirat.  Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan.  Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia dan mencegah terjadinya neural tube defect. Pemberian tablet Fe ini sebanyak 90 tablet untuk di konsumsi selama 90 hari berturut-turut.
·         Mendiskusikan tentang persiapan persalinan, siapa yang akan mendampingi saat persalinan, menghindari stress, dan latihan relaksasi
·         Mendiskusikan tentang perubahan fisik dan emosional selama kehamilan
·         Mendiskusikan tentang perkembangan janin
·         Mendiskusikan tentang proses laktasi
·         Memberikan konseling  mengenai ketidaknyamanan yang umum terjadi selama kehamilan
·         Memberitahukan tanda bahaya adanya persalinan prematur dan tanda – tanda bahaya seperi perdarahan pervaginam, keluar air – air dari jalan lahir, nyeri saat berkemih, nyeri kepala, gangguan pengelihatan, kram, nyeri pinggang bagian bawah, infeksi vagina dan tidak merasakan gerakan janin
·         Memberikan informasi mengenai personal hygiene termasuk perawatan perineum
·         Mendiskusikan tentang aktivitas fisik, jika wanita pekerja apakah akan melanjutkan bekerja atau tidak, aktivitas seksual, latihan dan istirahat
·         Mendiskusikan tentang gaya hidup, termasuk keamanan saat berkendara, hindari konsumsi alkohol, rokok, dan obat – obatan tanpa resep dokter
·         Memberikan nasehat untuk menghindari bahan – bahan kimia berbahaya dan objek – objek yang dapat menjadi sumber infeksi virus seperti toxoplasmosis, rubella, x-ray
·         Memberikan nasehat untuk memeriksakan kesehatan gigi, dan melanjutkan pengobatan terhadap gangguan kesehatan minor ataupun mayor seperti diabetes dan hipertensi

3.  Asuhan Pada Trimester III
A. Kebutuhan Tes Laboratorium
            Selama trimester III, kebutuhan tes laboratorium terutama adalah tes kadar hemoglobin. Sedangkan tes laboratorium lainnya hanya dilakukan jika ibu memiliki faktor risiko atau pemantauan lanjutan dari tes sebelumnya.



B. Kebutuhan Belajar
a.       Makanan
Pada trimester ketiga (sampai usia 40 minggu) nafsu makan sangat baik, tetapi jangan berlebihan, kurangi karbohidrat, tingkatkan protein, sayur-sayuran dan buah-buahan, lemak harus tetap dikonsumsi.  Untuk memperoleh asupan makanan yang sehat, ibu hamil dianjurkan untuk mengolah makanan secara sehat pula.
b.       Personal Hygiene
·         Perawatan gigi perlu dalam kehamilan karena hanya gigi yang baik menjamin pencernaan yang sempurna
·         Pemeliharaan payudara juga penting, puting susu harus dibersihkan kalau terbasahi oleh colustrum. Puting susu yang masuk diusahakan supaya keluar dengan pemijatan keluar setiap kali mandi.
·         Kebersihan perineum, hal – hal yang harus diperhatikan adalah celana dalam harus kering, jangan gunakan obat / menyemprot ke dalam vagina, sesudah bab / bak dilap dengan lap khusus
c.       Pakaian
Korset yang khusus untuk ibu hamil dapat membantu menekan perut bawah yang melorot dan mengurangi nyeri punggung. Korset ibu hamil didesain untuk meyangga bagian perut diatas sympisis pubis di sebelah depan dan masing-masing di sisi bagian tengah pinggang disebelah belakang. Pemakaian korset tidak boleh menimbulkan tekanan (selain menyangga dengan ketat tapi lembut) pada perut yang membesar dan dianjurkan pada wanita hamil yang mempunyai tonus otot perut yang rendah.
d.       Aktivitas seksual
Pada kehamilan trimester III awal hubungan seksual perlu dihindari atau menggunakan kondom. Terutama pada wanita dengan riwayat persalinan premature. Persalinan bisa terangsang karena, sperma mengandung
prostaglandin. Perlu diketahui keinginan seksual ibu hamil tua sudah berkurang karena berat perut yang makin membesar dan tekniknya pun sudah sulit dilakukan. Posisi diatur untuk menyesuaikan pembesaran perut.
e.       Mobilisasi dan Body Mekanik
Body mekanik (sikap tubuh yang baik) diinstruksikan kepada wanita hamil karena diperlukan untuk membentuk aktivitas sehari-hari yang aman dan nyaman selama kehamilan. Karena sikap tubuh seorang wanita yang kurang baik dapat mengakibatkan nyeri pinggang.
·         Untuk berdiri yang lama misalnya menyetrika, bekerja di luar rumah yaitu letakkan satu kaki diatas alas yang rendah secara bergantian atau menggunakan sebuah kotak.
·         Untuk duduk yang lama caranya yaitu duduk yang rendah menapakkan kaki pada lantai dengan lutut lebih tinggi dari pada paha.
·         Untuk menjangkau objek pada lantai atau dekat lantai yaitu dengan cara membengkokan kedua lutut punggung harus lurus, kaki terpisah 12-18 inchi untuk menjaga keseimbangan.
·         Posisi tidur miring ke kiri untuk mencegah hipotensi. Gunakan bantal untuk menyangga tubuh.
(Gambar posisi tidur wanita hamil)
f.        Pola Istirahat
Ibu hamil harus mempertimbangkan pola istirahat dan tidur yang mendukung kesehatan sendiri, maupun kesehatan bayinya. Kebiasaan tidur larut malam dan kegiatan-kegiatan malam hari harus dipertimbangkan dan kalau mungkin dikurangi hingga seminimal mungkin.
Tidur malam + sekitar 8 jam/ istirahat/ tidur siang ± 1 jam.
g.       Travelling
·         Wanita hamil harus berhati-hati melakukan perjalanan yang cenderung lama dan melelahkan, karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan sirkulasi serta Oedema tungkai karena kaki tergantung jika duduk terlalu lama. Sabuk pengaman yang dikenakan dikendaraan jangan sampai menekan perut yang menonjol.
·         Jika mungkin perjalanan yang jauh sebaiknya dilakukan dengan pesawat udara. Ketinggian tidak mempengaruhi kehamilan, bila kehamilan telah 35 minggu ada perusahaan penerbangan yang menolak membawa wanita hamil ada juga yang menerima dengan catatan keterangan dokter yang menyatakan cukup sehat untuk bepergian. Berpergian dapat menimbulkan masalah lain, seperti konstipasi diare karena asupan makanan dan minuman cenderung berbeda seperti biasanya karena akibat perjalanan yang melelahkan.
h.       Persiapan menyusui
Pada masa kehamilan merupakan hal yang penting karena dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dan siap untuk menyusui bayinya. Persiapan psikologis ibu untuk menyusui pada saat kehamilan sangat berarti, karena keputusan atau sikap yang positif harus sudah terjadi pada saat kehamilan atau bahkan jauh sebelumnya. Ajari ibu cara perawatan payudara selama kehamilan terutama bagaimana cara menjaga kebersihan areola dan puting susu. Jangan lakukan manipulasi pada puting sebelum usia kehamilan mencapai 34 minggu karena hal ini dapat menimbulkan kontraksi.
i.         Rencana Persalinan
Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota keluarganya dan bidan. Rencana ini tidak harus dalam bentuk tertulis dan biasanya memang tidak tertulis. Rencana ini lebih hanya sekedar diskusi untuk memastikan bahwa ibu dapat menerima asuhan yang ia perlukan. Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu. Ada 5 komponen penting dalam rencana kehamilan :
·         Merencanakan persalinan : tempat, penolong, transportasi, biaya
·         Rencana pengambilan keputusan jika muncul kegawatdaruratan
·         Mempersiapkan transportasi jika muncul kegawatdaruratan, termasuk donor darah
·         Membuat rencana menabung (sudah dilakukan sejak trimester I)
·         Mempersiapkan langkah yang dilakukan saat menjelang persalinan

C. Kebutuhan Pengobatan Komplikasi Ringan
Berdasarkan Permenkes HK 02.02/149/ 2010 dalam beberapa kasus, bidan dalam menghadapi ketidaknyamanan dalam kehamilan yang masih dalam batasan fisiologis diperbolehkan memberikan pengobatan dengan obat-obat bebas, seperti vitamin, paracetamol dan asam mefenamat.

D. Kebutuhan Konseling dan Anticipatory Guidance
·         Mendiskusikan tentang proses persalinan dan tanda – tanda persalinan
·         Mendiskusikan tentang persiapan proses laktasi
·         Mendiskusikan tentang persiapan menjadi orang tua
·         Mendiskusikan perubahan fisik dan emosional selama masa kehamilan seperti perubahan pada postur tubuh, sering muncul oedema yang fisiologis serta perubahan emosional seperti mulai munculnya kecemasan untuk menghadapi proses persalinan
·         Mendiskusikan tentang perkembangan janin
·         Memberikan nasehat mengenai ketidaknyamanan yang umum terjadi selama kehamilan seperti heartburn, sesak saat bernapas, kram, konstipasi dan memberitahu ibu cara mengatasinya
·         Memberitahu tanda bahaya adanya persalinan prematur dan tanda – tanda bahaya seperi perdarahan pervaginam, keluar air – air dari jalan lahir, nyeri saat berkemih, nyeri kepala, gangguan pengelihatan, kram, nyeri pinggang bagian bawah, infeksi vagina dan tidak merasakan gerakan janin
·         Mendiskusikan tentang aktivitas fisik, jika wanita pekerja apakah akan melanjutkan bekerja atau tidak, aktivitas seksual, latihan dan istirahat
·         Mendiskusikan tentang gaya hidup, termasuk keamanan saat berkendara, hindari konsumsi alkohol, rokok, dan obat – obatan tanpa resep dokter
4.       Menetapkan Kebutuhan Rujukan
Rujukan adalah penyerahan tanggungjawab dari satu pelayanan kesehatan ke pelayanan kesehatan yang lain. Tujuan rujukan adalah dihasilkannya pemerataan upaya kesehatan dalam rangka penyelesaian masalah kesehatan secara berdaya dan berhasil guna.
Tujuan system rujukan adalah agar pasien mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu sehingga jiwanya dapat terselamatkan, dengan demikian dapat menurunkan AKI dan AKB
A.      Jenis Rujukan
a.       Rujukan medik yaitu pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas satu kasus yang timbul baik secara vertical maupun horizontal kepada yang lebih berwenangdan mampu menangani secara rasional. Jenis rujukan medic antara lain:
1)       Transfer of patient. Konsultasi penderita untuk keperluaan diagnostic, pengobatan, tindakan opertif dan lain – lain.
2)       Transfer of specimen. Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lenih lengkap.
3)       Transfer of knowledge / personal. Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan setempat.
b.       Rujukan kesehatan yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan atau specimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Ini adalah rujukan uang menyangkut masalah kesehatan yang sifatnyapencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan opersional.

B.      Jalur Rujukan
Dalam kaitan ini jalur rujukan untuk kasus gawat darurat dapat dilaksanakan sebagai berikut :
a.    Dari Kader
Dapat langsung merujuk ke :
1) Puskesmas pembantu
2) Pondok bersalin / bidan desa
3) Puskesmas / puskesmas rawat inap
4) Rumah sakit pemerintah / swasta
b. Dari Posyandu
Dapat langsung merujuk ke :
1) Puskesmas pembantu
2) Pondok bersalin / bidan desa
3) Puskesmas / puskesmas rawat inap
4) Rumah sakit pemerintah / swasta
c.    Dari Puskesmas Pembantu
Dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D/C atau rumah sakit swasta
d.    Dari Pondok bersalin / Bidan Desa
Dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D/C atau rumah sakit swasta
C.     Persiapan rujukan
Persiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan , disingkat “BAKSOKU” yang dijabarkan sebagai berikut :
B (bidan) : pastikan ibu/bayi/klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan
A (alat) : bawa perlengkapan dan bahan – bahan yang diperlukan, seperti spuit, infus set, tensimeter, dan stetoskop
K (keluarga) : beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan alas an mengapa ia dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain harus menerima Ibu (klien) ke tempat rujukan.
S ( surat ) : beri surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien), alasan rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan, atau obat – obat yang telah diterima ibu (klien)
O (obat) : bawa obat – obat esensial diperlukan selama perjalanan merujuk
K (kendaraan) : siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu (klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu cepat
U (uang) : ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang di perlukan di temapat rujukan

D.     Menentukan tempat tujuan rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang mempunyai kewenangan terdekat, termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.
a.       Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya perlu diberikan informasi tentang perlunya pendeerita segera dirujuk mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu
b.       Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang ditunju melalui telepon atau radio komunikasi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
c.       Persiapan penderitasebelum dikirim keadaan umum penderita harus diperbaiki terlebih dahulu. Keadaan umum ini perlu dipertahankan selama dalam perjalanan, Surat rujukan harus dipersiapkan si=esuai dengan format rujukan dan seorang bidan harus mendampingi penderita dalam perjalanan sampai ke tempat rujukan.
d.       Pengiriman penderita untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan kendaraan/sarana transportasi yang tersedia untuk mengangkut penderita.
e.       Tindak lanjut penderita
f.        Rujukan kebidanan system rujukan dalam mekanisme pelayanan obtetrik adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbale-balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertical maupun horizontal. Rujukan vertical maksudnya adalah rujukan dan komunikasi antara satu unit ke unit yang telah lengkap.
E.       Indikasi perujukan ibu yaitu :
·         Riwayat seksio sesaria
·         Perdarahan per vaginam
·         Persalinan kurang bulan (usia kehamilan < 37 minggu)
·         Ketuban pecah dengan mekonium yang kental
·         Ketuban pecah lama (lebih kurang 24 jam)
·         Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan
·         Ikterus
·         Anemia berat
·         Tanda/gejala infeksi
·         Preeklamsia/hipertensi dalam kehamilan
·         TInggi fundus uteri 40 cm atau lebih
·         Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin
·         masuk 5/5
·         Presentasi bukan belakang kepala
·         Kehamilan gemeli
·         Presentasi majemuk
·         Tali pusat menumbung
·         Syok

F.        Menetapkan Kebutuhan Konseling HIV (IMS)
HIV merupakan masalah kesehatan di negara berkembang. Sekitar 2 juta wanita dengan HIV positif hamil setiap tahunnya dan diperkirakan, 98% anak-anak dengan HIV positif terinfeksi saat proses persalinan ataupun proses menyusui.
Jika wanita hamil tidak mengetahui status HIV atau belum pernah mengikuti tes HIV, berikan konseling dan berikan pilihan untuk mengikuti tes HIV.


1.      Konseling pra-tes
a.       Berikan informasi bahwa tes HIV direkomendasikan kepada seluruh wanita hamil dan postpartum, namun keputusan untuk melakukan tes atau tidak berada di tangan mereka.
b.       Jelaskan mengenai :
·         Konseling dan tes HIV bersifat pribadi dan rahasia
·         Wanita dapat mengikuti konseling dan tes HIV kapan saja selama periode kehamilannya, meskipun ia pada awalnya menolak
c.       Bantu wanita untuk menilai dirinya sendiri, apakah ia memiliki faktor risiko terkena HIV/AIDS, seperti hubungan seksual multipartner tanpa pelindung (paling tidak dalam jangka waktu 3 bulan terakhir), partner seksual yang bekerja sebagai supir bis, truk, atau di bagian militer, korban pemerkosaan, dan pengguna NAPZA, terutama pengguna jarum suntik.
d.       Berikan informasi mengenai HIV/AIDS : bagaimana virus ditularkan, bagaimana pengaruh HIV terhadap tubuh, dan bagaimana risiko penularan dapat diturunkan.
e.       Memperbaiki pandangan-pandangan yang salah mengenai HIV/AIDS.
f.        Beritahukan prosedur pelaksanaan tes HIV.
g.       Berikan informasi mengenai hasil tes HIV : hasil positif mengindikasikan adanya infeksi HIV, hasil negatif mengindikasikan tidak ada infeksi HIV, tetapi karena adanya ”window period” antara infeksi dan hasil tes positif sebaiknya tes diulang jika wanita tersebut memiliki risiko tinggi terinfeksi HIV.
2.      Konseling post-test
Berikan informasi hasil tes HIV pada wanita tersebut secara pribadi.
a.       Jika hasilnya negatif : tinjau ulang faktor risiko dan ulangi kembali bagaimana cara menghindari penularan HIV/AIDS (pemakaian kondom)
b.       Jika hasilnya positif :
1)       Berikan dukungan emosional :
·    Kenali dan pahami respon emosional yang ditunjukan wanita tersebut, seperti rasa penolakkan, marah, atau kesedihan. Waspadai tanda-tanda yang mengarah pada perilaku menyakiti diri sendiri dan mencegah terjadinya bunuh diri.
·         Pastikan wanita tersebut tidak sendirian dan mendapat dukungan emosional dari orang-orang disekitarnya.
·        Bidan harus mampu memahami dan mengantisipasi respon negatif, seperti kecemasan wanita terhadap kesejahteraan bayinya.
2)       Tanya pada wanita tersebut, apakah respon yang mungkin muncul dari pasangan seksualnya jika mengetahui dirinya mengidap HIV, akan menerimanya atau justru akan menimbulkan suatu konflik.
3)       Diskusikan :
·         Pilihan pengobatan, rujuk ke tenaga spesialis dan support group.
·         Jangan menyembunyikan status ODHA kepada keluarga dan teman-teman.
·         Beritahukan akibat dari HIV dalam kehamilan dan menyusui.
·         Anjurkan konseling dan tes HIV kepada pasangan dan anggota keluarga yang mungkin terkena HIV.
Wanita hamil dengan HIV harus mendapatkan asuhan yang sama dengan wanita hamil pada umumnya ditambah dengan beberapa asuhan tambahan seperti yang sudah dijelaskan diatas. Tujuan asuhan pada wanita hamil dengan HIV adalah :
·         Memaksimalkan keshatan ibu dan janin.
·         Mencegah transmisi HIV dari ibu ke janin.
·         Membentuk sistem dukungan untuk ibu.
·         Merujuk ibu ke fasilitas kesehatan yang mampu memberikan penanganan yang memadai.
·         Mencegah transmisi HIV ke pasangan yang tidak terkena HIV.
·         Memberikan dukungan emosional dan konseling selama kehamilan, persalinan, post partum, dan perencanaan masa depan.
·         Memastikan bahwa ibu tersebut mendapatkan pelayanan yang adekuat untuk bayi yang dikandungnya.



G.       Menetapkan Jadwal Kunjungan Sesuai Perkembangan Kehamilan
1. Menurut WHO :
Kunjungan
Waktu
Informasi penting
Trimester pertama
Sebelum minggu ke 16 (pada akhir bulan ke empat)
1.       Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu
2.       Mendeteksi masalah yang dapat diobati sebelum menjadi bersifat mengancam jiwa
3.       Mencegah masalah seperti tetanus neonatorum, anemia defisiensi zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan
4.       Memulai persiapan persalinan dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi
5.       Mendorong perilaku yang sehat (nutrisi, latihan dan kebersihan, istirahat, dsb)

Trimester kedua
24-28 minggu (bulan ke-6 – 7)

Sama seperti diatas, ditambah dengan kewaspadaan khusus mengenai preeklamsi (tanyakan ibu mengenai gejala preeklamsi, pantau tekanan darah, kaji adanya edema dan lakukan pemeriksaan urine)

Trimester ketiga
32 minggu (bulan ke-8)
Sama seperti diatas ditambah palpasi abdomen untuk mendeteksi adanya kehamilan ganda

Trimester ketiga
36 minggu (bulan ke-9)
Sama seperti diatas, ditambah dengan deteksi adanya kelainan letak atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit

2. Jadwal kunjungan menurut Departemen Kesehatan :
a.       Trimester I kehamilan : 1 kali kunjungan
b.       Trimester II kehamilan : 1 kali kunjungan
c.       Trimester III kehamilan : 2 kali kunjungan
3. Jadwal kunjungan ulang sebaiknya :
a.       Sampai dengan 28 minggu usia kehamilan, setiap 4 minggu
b.       Antara 28-36 minggu usia kehamilan, setiap 2 minggu
c.       Antara 36 minggu sampai kelahiran, setiap minggu
4. Menurut NICE Antenatal Guideline tahun 2008 :
Jadwal kunjungan antenatal dapat disesuaikan dengan keadaan ibu, bagi wanita nulipara dengan kehamilan normal 10 kali pertemuan dianggap sudah cukup adekuat, bagi wanita multipara normal 7 kali pertemuan dianggap adekuat. Jadwal kunjungan yang dianjurkan adalah :
1.       Kunjungan ke-1/Booking apointment : idealnya pada usia kehamilan 10 minggu
2.       Kunjungan ke-2 : pada usia kehamilan 16 minggu
3.       Kunjungan ke-3 : pada usia kehamulan 18 – 20 minggu
4.       Kunjungan ke-4 : usia kehamilan 25 minggu (pada wanita nulipara)
5.       Kunjungan ke-5 : usia kehamilan 28 minggu
6.       Kunjungan ke-6 : usia kehamilan 31 minggu (pada wanita nulipara)
7.       Kunjungan ke-7 : usia kehamilan 34 minggu
8.       Kunjungan ke-8 : usia kehamilan 38 minggu
9.       Kunjungan ke-9 : usia kehamilan 40 minggu

10.   Kunjungan ke-10 : usia kehamilan 41 minggu