Minggu, 10 Februari 2013

Ironi Cinta

“Wanita mencintai laki-laki yang menyakitinya. Laki-laki menyakiti wanita yang mencintainya"
-Mario Teguh-

Pernyataan itu cukup mewakili, mendeskripsikan, apa yang terjadi saat ini dalam hidup aku. Benar-benar ironi. 

Bodoh. Untuk apa memperjuangkan cinta tak pasti? Itu pasti katamu, tapi hatiku tidak demikian. Bagi hatiku dia masih lajang, dia boleh dimiliki siapapun, dia boleh bersama siapapun, dia boleh memilih teman hidupnya. Hatiku masih punya banyak kesempatan bersamanya.

Cinta itu harus pakai logika. Jangan mau dibutakan. Jangan biarkan luka dalam hati menganga. Itu pasti katamu, tapi hatiku tidak demikian. Bagi hatiku cinta itu fitrah suci yang dianugrahkan Tuhan untuk setiap insan. Ya, itu anugrah dan patut disyukuri. Hatiku tidak pernah memaksa keadaan ini berubah dengan cepat sebagaimana keinginannya. Hatiku tidak pernah memaksa kehendak Tuhan, karena kehendak Tuhan itu yang terbaik. Dan hatiku yakin itu, sangat yakin, semuanya akan berakhir indah karena Tuhan dan hatiku amat dekat.

Lalu kenapa tidak hatimu mengutarakan apa yang dia rasakan? Itu pasti katamu dan...hatiku sudah melakukannya. Sudah. Sudah dia utarakan berkali-kali, implisit-eksplisit. Hasilnya? Hatiku dan celah kecil dalam hatinya masih tetap bersama, walaupun hanya celah kecil. Hatiku tetap bahagia.

Apa yang kamu cari dalam hubungan seperti ini? Itu pasti katamu. Jawaban Tuhan, itu kata hatiku. Jawaban Tuhan akan semua doa-doa hatiku, semua ikhtiar hatiku, semua keinginan hatiku. Tuhan yang akan tentukan bagaimana akhir dari kisah yang kami mulai. Dan aku yakin hatiku dan celah kecil dalam hatinya akan terus bersama. Bagaimanapun akhirnya, Tuhan tidak akan menjauh dari hatiku dan akan tetap mengindahkan hatiku.

"Cinta tak selalu bersama jodoh, tapi jodoh selalu bersama cinta" 
-anonim-

Hatiku berharap, hatinya adalah jodoh hatiku. Karena dalam setiap kebersamaan kami, selalu ada cinta yang menyeruak.

-10-02-20-13-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar